Entrepreneurship Kebutaan tidak membatasi langkah Peni Susilowati untuk terus berkarya. Divonis menderita glaukoma, dia langsung spontan mengubah jalan hidup. Cobaan terus datang, tapi dia berhasil melewati semuanya. Kini, di bawah label Shabrina, Peni menekuni bisnis busana muslim. Kebutaan hampir tidak pernah menghambat kiprahnya untuk berkarya. ![]() Dari situ, Peni mulai tertarik membuat usaha sendiri. Jika sebelumnya hanya mengerjakan pesanan sang adik, sekarang dia mencari order sendiri. Usaha kerasnya membuahkan hasil. Bahkan, Peni sendiri yang merancang baju-baju muslim itu. Caranya, dia memanggil pembuat pola. Dia lantas tinggal menginstruksikan busana yang ingin dibuat itu. Agar tidak membuang banyak kain, si pembuat pola mewujudkannya dalam ukuran anak-anak. “Kalau ada yang kurang, ya diperbaiki, sampai akhirnya saya setuju untuk diproduksi,” jelasnya. Berkat kegigihan dan ketekunan, dia berhasil mengembangkan bisnis busana muslim dengan label Shabrina. Merek itu tidak hanya menasional, tapi kini juga mulai diekspor ke beberapa negara muslim. Bisnis Peni tersebut begitu lancar karena mempunyai spesifikasi yang jarang dimiliki produsen lain. Yaitu, dia mengembangkan busana muslim berbahan kaus. Menurut dia, bahan kaus sangat cocok dengan kondisi cuaca di Indonesia yang cenderung panas. Di samping itu, belum banyak yang memproduksi busana muslim berbahan kaus. Peni tidak ingin model busana muslim produksinya biasa-biasa saja. Untuk itu, dia menyewa jasa perancang busana muslim ternama beserta tim kreatif untuk membuatkan model-model yang tidak biasa. “Awalnya, saya sendiri yang merancang. Tapi, semakin banyak pesanan, saya semakin kewalahan. Akhirnya, saya memilih menggunakan jasa perancang agar kualitasnya lebih bagus,” jelasnya. Keputusan Peni tepat. Busana muslim berbahan kaus diminati banyak orang. Dalam seminggu, ibu tiga anak itu mampu memproduksi sekitar 3.000 busana muslim berbahan kaus. Produk tersebut lalu dia pasarkan ke berbagai daerah di Indonesia, bahkan hingga luar negeri, seperti Abu Dhabi, Brunei Darussalam, Qatar, dan Singapura. Tidak puas dengan busana muslim dewasa, Peni menjajal pasar anak-anak dengan label Alisha. Apalagi, pasar anak-anak amat besar. Khusus busana anak-anak, Peni merancang sendiri. “Label Shabrina diambil dari nama putri bungsu saya, Amalia Shabrina. Alisha adalah gabungan nama tiga anak saya,” ujarnya. (*/Tabloid Nova/AS) |
0 Komentar:
Posting Komentar