Pages

Kamis, 29 September 2011

Penyegaran Bagi Pemimpin yang Kelelahan


 Senin | 03 - 09 - 2011 | 20:00:00



Pemimpin yang telah lama menari di atas panggung
akan berjarak dengan realitas.
Pemimpin butuh penyegaran terus menerus
agar dapat melintasi jarak realitas tersebut.

Masa kepemimpinan yang kedua ini,
SBY banyak mendapat kritik
dan peringatan. Ibarat seorang penari,
SBY adalah penari yang kelelahan untuk
menyelaraskan gerakan penari yang lain.
Ibarat gerak penari yang
sudah tidak pas
dengan ketukan irama aspirasi rakyatnya.

Apa ciri pemimpin yang kelelahan?

Pertama, perubahan fisik.
Kita bisa menyaksikan bahkan dari televisi,
lingkar kantung mata SBY
yang terus meluas dan semakin gelap.

Kedua, perubahan pesan.
Berbeda dengan awal kepemimpinan,
kita sekarang semakin sering mendengar
SBY mengeluh.

Ketiga, perubahan sikap.
Pemimpin yang lelah cenderung
bersikap defensif, tidak lagi proaktif.
Pemimpin yang lelah cenderung kompromis,
memburamnya visi.

Keempat, perubahan obyek pembicaraan.
Pemimpin yang lelah lebih banyak berbicara
tentang dirinya sendiri,
bukan tentang organisasi atau bangsanya.

Kelima, perubahan relasi sosial.
Pemimpin yang lelah kehilangan kepercayaan
dengan orang lain.
Lingkup relasinya mengecil
hanya dengan semakin sedikit orang.

Menjadi pemimpin,
ibarat seseorang yang berada
di atas panggung pagelaran tari.
Mau tidak mau,
ia akan berjarak dengan realitas
kebanyakan orang.
Jarang yang akan mengubah
relasinya dengan orang lain.
Relasi dengan orang lain berubah
menjadi relasi kekuasaan.
Dulu para teman  bebas bicara,
sekarang mereka menata kata-kata
dan membangun kesan positif.

Oleh karena itu,
seorang pemimpin membutuhkan
energi yang lebih besar
untuk melintasi jarak realitas tersebut.
Semakin tinggi posisi maka
semakin besar energi yang dibutuhkan.
Ia seolah berdiri sendiri di pucuk
sebuah bangunan.
Tak heran bila perasaan kesepian itu
menyergap seorang pemimpin.
Ia berdiri sendiri dan harus bisa
mengandalkan dirinya sendiri.

Ditengah kesendirian yang berjarak
dengan realitas itu,
seorang pemimpin menghadapi
berbagai tantangan
penuh ketidakpastian.
Tantangan yang menuntutnya
untuk mengambil keputusan
dan bertindak berani.
Dan serangan kesepian pun semakin keras
menghujam diri seorang pemimpin.

Apa yang bisa dilakukan? Pembaharuan diri.
Pemimpin perlu berdiam untuk
menjadi sadar mengenali diri,
harapan dan kepedulian. Penemuan diri
sebagai sumber energi.
Penemuan harapan
sebagai arah ke masa depan.
Penemuan kepedulian
sebagai penyelarasan
dengan orang lain yang patut dipedulikan.
Bayangkan, lahirnya kebaharuan
yang penuh energi,
kejelasan arah dan berbareng bergerak.

Kemarin, SBY Janji Ubah Gaya Kepemimpinan.
Anda yakin akan terjadi perubahan?
Saya yakin hanya jika SBY
melakukan pembaharuan diri
dengan menjadi sadar mengenali diri,
harapan dan kepedulian.

Ya masalahnya,
apakah posting ini akan dibaca SBY...

Oleh :




















Wahyudi Sudiyono
http://about.me/TheMasYudiWay 

0 Komentar: